Jumat, 23 Januari 2015

BADAI DI KAWAH IJEN, BONDOWOSO

CATATAN PERJALANAN KE KAWAH IJEN, BONDOWOSO 27 Desember 2014

     Ini kedua kalinya aku ke Kawah Ijen dalam bulan yang sama bulan Desember. Dan kali ini perjalanan yang aku rasakan sungguh menantang. Aku berangkat berenam dengan teman-teman lama, teman SMP. Judulnya sih Reuni, tapi kami ingin kali ini bertemu dalam sebuah tema "Adventure". Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Kawah Ijen. Kami berangkat pukul 17.00 WIB dari Jember, dengan kondisi hujan begitu derasnya. Dengan sedikit hawa nekat, kamipun meluncur menuju TKP lewat Bondowoso. Perjalan kami memakan waktu sekitar 4 jam sampai di Paltuding. Disana ternyata tidak hujan, dan kami disambut dengan ramainya areal perkemahan dan pendaki Wisata Kawah Ijen. Kamipun segera mendirikan tenda seperti halnya pendaki yang lain.


Setelah tenda siap, kami berenam beristirahat mempersiapkan fisik dan tenaga untuk pendakian ke puncak nanti malam dengan makan bersama dan tidur sejenak. Berharap malam nanti kami beruntung dapat melihat blue fire di kawahnya. 


Pukul 01.00 WIB dini hari, kami bangun dan membongkar tenda untuk persiapan pendakian. Waktu itu hawanya gak seberapa dingin, dibandingkan Ijen pas musim panas. Jadi dengan pede nya aku memakai celana 7/8 saja. Akhirnya, pelan-pelan kami berjalan menuju jalan setapak yang gelap. Karcis Ijen waktu itu tetap Rp. 7.500,- walaupun pas liburan sekolah.

 Ternyata panas sekali hawanya pas kita jalan di tanjakan. Nafas sedikit tersengal, karena notabene aku dan teman-temanku Mantan Pecinta Alam 20 tahun yang lalu. Jadi, usia gak bisa dibohongi ya...hahaha.

Di pos-pos kita beristirahat sebentar untuk mengatur nafas dan meluruskan kaki. Sampai di Pos Bunder, istilah di Kawah Ijen Pos Putaran Pertama yang maksudnya kalau pendaki udah sampai situ berarti udah sekali putaran lagi sampai ke puncak Ijen. Tiba-tiba cuaca berubah, gerimis datang. dan jalanan jadi licin. Bahkan ada berita diatas longsor dan kabut. Kami hanya bisa berdoa sambil jalan dan memasang jas hujan. Semoga tidak terjadi apa-apa sampai tujuan nanti.


Sampai puncak, ternyata jalanan benar-benar berkabut tebal dan banyak yang longsor. Dinginnya mencapai 2 derajat celcius. Bahkan kawahpun tak terlihat sama sekali. Angin begitu kencangnya, sehingga memaksa kami untuk berlindung di kolong-kolong tanah. Pupus sudah harapan untuk melihat blue fire. Hanya ada satu harapan, semoga hari ini kami semua selamat.

 Menunggu sunrise itulah misi kami hari ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB pagi, seharusnya matahari sudah mulai menampakkan dirinya. Tapi kali ini yang ada hanya gelap dan berkabut. Kami beranjak dari persembunyian dan mencoba untuk bangun dan menggerakkan badan agar hawa dingin tidak terlalu menyiksa. Ternyata hal ini diikuti oleh pendaki yang lain. Wah, keren..!! Serasa jadi pasar kaget Kawah Ijen pagi ini, ternyata banyak sekali pendaki yang bersembunyi tadi malam. Disisi lain masih banyak juga pendaki yang menuju ke puncak dari bawah sana, terlihat dari atas sungguh indahnya. Sinar headlamp yang mereka pakai membawa sinar menuju kawah yang masih gelap karena kabut.





Setelah puas bernarsis ria sambil menggerakkan badan bersama-sama, teman-teman tak lupa menunaikan kewajiban sholat Subuh yang mungkin sudah terlewat, karena tidak terdengar adzan dan waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB lebih. Kami juga bersyukur melewati malam tanpa kurang suatu apapun. Walaupun ada badai di puncak gunung.


Kami sudah tidak sabar ingin cepat turun, karena asap belerang yang sudah mulai memadati kawah yang bercampur kabut. Gerimis hujan juga mulai datang. Benar-benar tidak bersahabat cuaca di puncak Ijen kali ini. Belum lagi hawa dingin yang mulai menusuk tulang-tulang, sampai tangan dan kaki jadi beku seperti es.


Pukul 07.00 WIB lebih dikit, kami berenam turun. Teman kami yang dua turun duluan dengan tidak sabar, sedangkan kami berempat jalan pelan-pelan sambil foto-foto.



 Wah, inilah bonus yang diberikan Tuhan ke kami...ternyata suasana Ijen pas turun begitu cerahnya. Walaupun muka kami sudah kuyu karena rasa kantuk, dingin, dan sedikit takut juga dengan kondisi semalam, tapi kami masih bersemangat untuk menikmati keadaan alam disepanjang perjalanan. Banyak moment yang menjadi inspirasi untuk berfoto ria, diantaranya pohon-pohon besar yang  tumbang dimana-mana.






Adventure is never dies...begitu indahnya pesona Kawah Ijen walaupun badai telah menghampirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar