Kamis, 22 Januari 2015

KAWAH EKSOTIC DI KAWAH IJEN, BONDOWOSO-BANYUWANGI-JAWA TIMURR

KEINDAHAN ALAM DI KAWAH IJEN

 Catatan Perjalanan ke Kawah Ijen Bondowoso-Banyuwangi-Jawa Timur
          Kawah ijen adalah salah satu gunung yang masih aktif di Jawa Timur. Kawasan Wisata Kawah Ijen atau Cagar Alam Taman Wisata Ijen terletak di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, dan Kecamatan Klobang, Kabupaten Bondowoso. Kawah Ijen terletak di ketinggian 2368 meter diatas permukaan laut. Yang menarik adalah kawah ijen ini terletak di tengah kaldera yang terluas di Pulau Jawa.
          Kawah Ijen dari atas Gunung Ijen terlihat sangat indah. Kawah ini merupakan danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat mempesona. Selain itu udara dingin yang bahkan bisa mencapai suhu 2 derajat celcius, akan menambah sensasi tersendiri. Edelweis dan cemara gunung sangat banyak ditemui disana.

Hari itu malam Minggu, tepatnya tanggal 30 November 2014, kami satu team memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke Kawah Ijen. Kami berangkat dari Jember lewat Bondowoso kurang lebih pukul 21.00 WIB. Rute dari bondowoso lebih dekat dengan kota kami, disamping itu jalannya lebih mudah karena kondisi jalannya bagus dan relatif mulus. Kami menuju Wonosari, kemudian ke Sempol dan akhirnya ke Paltuding. Kami sampai sekitar pukul 24.00 WIB. Dan langsung mendirikan camp untuk istirahat sebelum pendakian nanti malam. Ternyata ngecamp di Kawah Ijen suasananya dingin-dingin asik...Kami mengumpulkan tenaga terlebih dahulu dengan istirahat di tenda. Pukul 02.00 WIB dini hari, kami memutuskan untuk mendaki menuju puncak Gunung Ijen. Tiket ke Ijen waktu itu sangat murah, hanya Rp. 7.500,- saja. Dari paltuding kami berjalan kaki melewati jalan setapak dan tebing kaldera sejauh 2 km menuju Kawah Ijen. Jarak tempuh melewati rute ini sekitar 70 km dengan pemandangan pohon kopi dan hutan pinus yang mempesona.
 

      Sebenarnya treknya cukup mudah, tapi yang namanya mendaki pasti yang ada...capek. Apalagi pas jalan-jalan tanjakan. Rasa dingin yang sebelumnya terasa sampai ke tulang,  setelah mendaki hawa panas dan nafas tersengal. Di sepanjang jalur, ada pos-pos peristirahatan untuk melepas lelah. Kebetulan malam itu Kawah Ijen sangat
ramai dengan para pendaki. 


       Banyak wisatawan manca negara yang ikut jalur pendakian malam hari. Sehingga di puncaknya dapat melihat blue fire (kawah hijau kebiruan).  Selama kurang lebih 2 jam kami berjalan dari paltuding menuju puncak. Bahkan ada yang lebih dari itu.  Kami berjalan sekuat tenaga sampai puncak, eh penambang belerang sudah berkali-kali lewat dengan beban yang begitu beratnya. Dan naifnya belerang yang mereka bawa berkilo-kilo itu, hanya dihargai tidak lebih dari Rp. 1000,- per kilo. Hal ini tidak sesuai dengan resiko dan tenaga yang mereka keluarkan.

       
        Sampai puncak kira-kira pukul 04.00 WIB, kami masih bisa melihat blue fire walaupun cuma sebentar. Dan suasana masih gelap, matahari belum terbit. Kami bersyukur sekali, keadaan waktu itu berpihak pada kami. Suasana sangat mendukung, walaupun pas berangkat tadi sudah mulai gerimis.

            
       Pesona Ijen yang begitu indah saat itu, membuat para wisatawan tak henti-hentinya berdecak kagum memandangi kisaran kawah yang berbalut kabut belerang pagi itu. Para fotografer beradu untuk mengabadikan momen yang begitu menakjubkan hari ini. Inilah hasil bidikan kamera DSLR yang kami bawa waktu itu, dan ternyata gak sia-sia.









 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar