Sabtu, 31 Januari 2015

The struggle of way in my life: KEINDAHAN NEGERI DIATAS AWAN, B29 dan B30 LUMAJANG...

The struggle of way in my life: KEINDAHAN NEGERI DIATAS AWAN, B29 dan B30 LUMAJANG...:   CATATAN PERJALANAN Negeri diatas awan - B 29 Senduro, Lumajang B 29 sebuah wisata yang namanya sedang naik daun di kalangan travel...

The struggle of way in my life: KAWAH EKSOTIC DI KAWAH IJEN, BONDOWOSO-BANYUWANGI-...

The struggle of way in my life: KAWAH EKSOTIC DI KAWAH IJEN, BONDOWOSO-BANYUWANGI-...: KEINDAHAN ALAM DI KAWAH IJEN  Catatan Perjalanan ke Kawah Ijen Bondowoso-Banyuwangi-Jawa Timur           Kawah ijen adalah salah s...

The struggle of way in my life: BADAI DI KAWAH IJEN, BONDOWOSO

The struggle of way in my life: BADAI DI KAWAH IJEN, BONDOWOSO: CATATAN PERJALANAN KE KAWAH IJEN, BONDOWOSO 27 Desember 2014      Ini kedua kalinya aku ke Kawah Ijen dalam bulan yang sama bulan Desembe...

The struggle of way in my life: SURGA DI PULAU SEMPU, MALANG SELATAN

The struggle of way in my life: SURGA DI PULAU SEMPU, MALANG SELATAN: CATATAN PERJALANAN : PERJUANGAN MENUJU PULAU SEMPU 3-5 Januari 2015  Segara Anakan        Pulau Sempu adalah wisata yang memikat...

The struggle of way in my life: MENANTI SUNRISE DI GUNUNG BROMO, JAWA TIMUR

The struggle of way in my life: MENANTI SUNRISE DI GUNUNG BROMO, JAWA TIMUR: CATATAN PERJALANAN TENTANG SUNRISE, LAUTAN PASIR DAN PESONA INDAHNYA GUNUNG BROMO, JAWA TIMUR Sunrise di Gunung Bromo yang menakjubkan ...

The struggle of way in my life: PESONA PULAU MENJANGAN, BALI BARAT

The struggle of way in my life: PESONA PULAU MENJANGAN, BALI BARAT: CATATAN PERJALANAN KE TAMAN NASIONAL BALI BARAT Pulau Menjangan         Menjangan adalah sebuah pulau yang letaknya di sebelah bara...

The struggle of way in my life: ADVENTURE DI PULAU TABUHAN, BANYUWANGI

The struggle of way in my life: ADVENTURE DI PULAU TABUHAN, BANYUWANGI: CATATAN PERJALANAN KE PULAU TABUHAN, BANYUWANGI Welcome to Tabuhan Island          Pulau Tabuhan terletak 20 Km dari pus...

The struggle of way in my life: GREEN BAY, SURGA TERSEMBUNYI DI BANYUWANGI

The struggle of way in my life: GREEN BAY, SURGA TERSEMBUNYI DI BANYUWANGI: CATATAN PERJALANAN MENUJU GREEN BAY, TELUK HIJAU DI BANYUWANGI Inilah The Hiden Paradise         Berawal dari membaca artikel ten...

MENANTI SUNRISE DI GUNUNG BROMO, JAWA TIMUR

CATATAN PERJALANAN TENTANG SUNRISE, LAUTAN PASIR DAN PESONA INDAHNYA GUNUNG BROMO, JAWA TIMUR

Sunrise di Gunung Bromo yang menakjubkan

         Gunung Bromo adalah salah satu obyek wisata yang sudah terkenal di manca negara. Pemandangannya sangat indah, dan adalah tempat paling indah untuk menyaksikan matahari terbit atau sunrise.Dan kami tidak akan melewatkan point tersebut dalam acara travelling kali ini.
        Dari Jember kami berangkat pukul 12 malam menuju Desa Cemorolawang, desa ini adalah desa terakhir sebelum menuju ke Gunung Bromo. Kami tiba di desa ini sekitar jam 3 pagi, suasana masih gelap gulita. Tapi penduduk desa disekitar sini masih berkeliaran menjajakan asesoris gunung dagangannya, yang mereka tawarkan ketika ada bus atau mobil berhenti di areal parkir Bromo. Mulai dari syal, kaos tangan, penutup kepala yang bermotifkan Bromo, terus saja mereka tawarkan kepada wisatawan yang mulai berdatangan. Sehingga malam itu seperti pasar pindah. Dan hawa dingin mulai terasa, menusuk tulang-tulang. Di lain tempat, nampak berjejer jeep hartop warna-warni yang digunakan untuk akses keliling ke Bromo.
         Kami menyewa 2 jeep, dan per satu jeep nya seharga 500ribu rupiah dengan spot  untuk melihat sunrise di Pananjakan 3. Dan kamipun bersiap-siap konvoi dengan jeep-jeep yang lain. Satu jeep diisi dengan 6 orang saja. Dan suasana pagi yang begitu dingin kali ini, menambah lengkapnya aroma indahnya Bromo yang mulai terasa.

Yuk..cuzz langsung berangkat saja

Karena yang naik kecil-kecil badannya, jeep kami isi dengan 7 orang 

       Pengemudi jeep yang sangat handal, membuat kami tidak was-was melewati jalan setapak yang berkelok-kelok dengan cepat. Samapilah kami pada pemberhentian pertama yaitu yang dinamkan penanjakan 3. Kami semua turun, dan langsung ditawari sewa jaket. Karena hawa dingin yang hampir sekitar 0 derajat celsius, membuat tangan kami beku. Kami melewati sebuah bukit yang dinamakan Bukit Cinta atau nama kerennya Love Hill sering juga disebut Bukit Kingkong. Kebetulan kami datang pertama di bukit ini, sehingga masih sepi jalannya. Kami bisa melihat gunung Semeru yang begitu gagahnya di seberang sana. Dan para pendaki semeru yang begitu indah terlihat dari cahaya head lamp yang mereka pakai dari kejauhan.

 Inilah yang dinamakan Bukit Cinta (Love Hill)

 Suasana gelap tidak pernah menghalangi kami untuk berfoto ria

        Sampai di puncaknya, dinginnya semakin menjadi. Sambil menunggu sunrise datang, kami melihat-lihat keadaan sekelilingnya. Suasana masih gelap, sayup-sayup terdengar suara orang-orang mulai ramai berdatangan. Mereka siap-siap mengeluarkan kamera, handycamp atau bahkan tripod untuk mengabadikan moment sunrise yang ditunggu-tunggu.
 Dengan sabar menanti, kami menunggu sunrise

Akhirnya...sunrise yang ditunggu datang juga

Moment yang tak terlupakan

 Inilah Gunung Bromo dengan seribu pesona keindahannya

Indahnya mata melihat pemandangan yang begitu menakjubkan

Goodbye Love Hill...

        Puas menikmati sunrise di Penanjakan, kamipun turun untuk melanjutkan perjalanan di spot selanjutnya. Yaitu di Lautan Pasir Bromo. Tapi sebelum  berangkat lagi, kami ingin mengisi perut kami yang kosong terlebih dahulu. Sampai dibawah kami melihat pemandangan yang jarang terjadi. Ratusan jeep-jeep berwarna-warni berbaris rapi seperti mau konvoi. Banyak juga orang berjualan makanan dibawah, terutama bakso. Karena di hawa yang masih terasa dingin ini, pasti butuh sesuatu yang panas-panas. 

 Pemandangan indah dibawah bukit

        Setelah perut lumayan terisi, kamipun melanjutkan perjalanan menuju lautan pasir menuju Kawah Gunung Bromo. Sekitar kurang lebih 1 jam perjalanan yang kami tempuh dengan melewati jalan yang berkelok dan bawah sudah jurang. Lumayan capek juga naik jeep. Dan ketika kami berhenti, kami melihat savana yang begitu indah dengan lautan pasir yang eksotik.

 Kuda adalah cara alternatif apabila kita capek mau berjalan sampai puncak


Yuk, kita ikuti arah jalur ini menuju puncak Kawah Bromo

 Savana Bromo yang begitu indah 

 Hamparan pasir yang begitu memikat

 Jangan lupa memakai masker dan kacamata


         Pasir berbisik adalah lautan pasir yang berada diatas ketinggian dan terbentang tak jauh dari tangga menuju Kawah Bromo. Biasa disebut Segara Wedi oleh penduduk setempat. Saat angin berhembus, pasir akan berhembus dan menimbulkan bunyi lirih. Persis seperti orang yang berbisik.

 Pasir berbisik dilihat dari kawah Bromo

           Belum puas rasanya kalau pergi ke Bromo tidak naik tangga melihat Kawah Bromo yang begitu menawan. Dari parkiran jeep kami harus trekking sejauh 1 km menuju tangga. Kalau tidak mau capek, bisa berkuda. Selama berjalan, harap hati-hati karena banyak ranjau kotoran kuda di sepanjang jalan. Biasanya wisatawan banyak mengalami dehidrasi sampai disini, karena banyaknya pasir yang berterbangan sehingga mengeringkan tenggorokan.


 Istirahat sebentar sebelum naik tangga menuju Kawah Bromo

Inilah tangga yang menjadi akses ke Kawah Gunung Bromo


Lumayan capek setelah sampai diatas, jadi malas mau turun lagi

 Bromo di tengah terik sang surya

 Tak jemu-jemu mata memandang

 Dengan berat hati kami akan meninggalkanmu

Jeep yang sudah lama menunggu kami untuk pulang

 Usai sudah perjalanan kali ini, ke Bromo..
kami akan segera melanjutkan ke wisata Air Terjun Madakalipura



Selasa, 27 Januari 2015

GREEN BAY, SURGA TERSEMBUNYI DI BANYUWANGI

CATATAN PERJALANAN MENUJU GREEN BAY, TELUK HIJAU DI BANYUWANGI


Inilah The Hiden Paradise

        Berawal dari membaca artikel tentang spot-spot yang menarik di Banyuwangi yang wajib dikunjungi. Ternyata selain  Pantai Plengkung yang terkenal itu, Banyuwangi memiliki Teluk berair hijau yang sangat eksotis. Anehnya keberadaan Green Bay ini masih jarang di ekspose karena lokasinya tersembunyi dibelakang Pantai Batu.  

Segera tanya mbah google tentang alamat Green Bay di Banyuwangi

        Teluk hijau adalah obyek wisata pantai yang berada dalam areal Taman Nasional, Meru Betiri, Sarongan, Pesanggaran, Banyuwangi. Lokasinya berjarak 90 km dari Kota Banyuwangi. Dari kota Banyuwangi menuju ke arah Selatan, melewati Kabat, Rogojampi, Srono, Cluring, hingga tiba di simpang empat Desa Jajag lalu belok kanan. Sampai di Pantai Rajegwesi, perjalanan ke Teluk Ijo dilanjutkan dengan menyewa perahu.

Pantai Rajegwesi yang masih dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri

         Akhirnya kami sewa perahu untuk menyebrang ke Teluk Ijo, dengan membayar tiket Rp. 30.000,- per orang PP. Lama menyebrang sekitar 15menit. Dengan ombak pantai selatan Jawa yang terkenal sangat besar, harus punya cukup nyali. Karena dengan perahu kecil kami menyebrangi Laut Kidul dengan keganasan ombaknya dan cerita-cerita mistis yang mengiringinya. Dan dijamin sampai disana akan basah kuyup terguyur ombak.

Siap menyebrang ke Telk Ijo dan berbasah-basah ria


Inilah perahu yang membawa kami ke Teluk Ijo

Welcome Green Bay...

        Green Bay adalah teluk yang memiliki air laut berwarna hijau dan berpanorama indah serta berpasir lembut warna putih, uniknya disekitar lokasi terdapat air tawar terjun setinggi sekitar 8 meter. Jadi kalau selesai bermain air di laut bisa bilas dengan air terjun ini. 

Sepi, bersih, indah

Airnya jernih kehjauan

Pasirnya putih, lembut banget

Gradasi warna air dari biru, hijau, coklat

       Teluk Hijau ini sekilas mirip dengan Maya Bay, sebuah teluk yang sangat terkenal yang berlokasi di kepulauan Phi-phi, Krabi di Thailand. Teluk Hijau dikelilingi oleh tebing-tebing yang sangat tinggi. Kalau ada yang tidak ingin naik perahu, ke Teluk Hijau juga dapat dilakukan dengan jalan kaki atau trekking menyusuri tebing dan lembah selama kurang lebih 1 jam. Melewati Pantai Batu, Teluk Hijau ini berada di balik tebing itu.


Kalau Phuket punya Maya Bay, sedangkan kalau Banyuwangi punya Green Bay. 

Panas mulai terasa, tapi tetap betah duduk di pasir putih

Sambil melihat deburan ombak, yang semakin lama semakin menjorok ke pantai

Bergaya dalam pose apapun, tetap indah kalo di Green Bay

Perjalanan pulang dari Teluk Hijau

         Puas bermain air dan pasir di Teluk Hijau sambil mengabadikan moment yang ada, Pukul 3 sore kami sudah dijemput kembali oleh perahu ke Pantai Rajegwesi lagi. Banyak yang memilih jalan daripada naik perahu seperti ini. Alasannya karena takut ombaknya gede banget. Tapi syukur alhamdulillah, kami pulang pergi naik perahu dengan selamat.

Makasih ya pak, sudah mengantar kami melihat surga yang tersembunyi

Ayo siapa yang ingin ke Phuket, mending ke Teluk Hijau saja....murmer abis !!!
Ditanggung gak bakalan rugi....

Senin, 26 Januari 2015

ADVENTURE DI PULAU TABUHAN, BANYUWANGI


CATATAN PERJALANAN KE PULAU TABUHAN, BANYUWANGI


Welcome to Tabuhan Island 

        Pulau Tabuhan terletak 20 Km dari pusat kota Banyuwangi, persis di tengah selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Tepat berada di desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, pulau ini memiliki luas sekitar 5 hektar.  Pulau Tabuhan mempunyai pantai dengan hamparan pasir putih yang bersih dan air laut yang jernih. Setelah menjadi tempat perhelatan ajang kitesurfing (selancar layang) internasional beberapa waktu lalu, Pulau Tabuhan yang mempunyai luas 5 hektare kian banyak diminati. Inilah surga tersembunyi, the hidden paradise, di ujung timur Pulau Jawa.
   Bermula dari kejenuhan dan rindu akan pemandangan laut yang konon bisa menghilangkan rasa penat dan stress. Dan setelah membaca artikel tentang Spot yang bagus untuk dikunjungi di daerah Banyuwangi yaitu Pulau Tabuhan. Akhirnya kami memutuskan untuk berkunjung ke Pulau Tabuhan. Tepatnya hari Minggu tanggal 14 Desember 2014. Kami berangkat kesiangan dari Jember, sekitar pukul 08.00. Sampai di Pantai Kampe, Bansring Wongsorejo sekitar pukul 11.00. Kami langsung ditawari untuk menyebrang ke Tabuhan dengan biaya sewa perahu sekitar Rp. 600.000,- per 10 orang lengkap dengan alat snorklingnya.

Inilah surga tersembunyi di Pulau Tabuhan

         Di sepanjang perjalanan menuju pulau dengan pantai berpasir putih bersih ini, mata kami bakal dimanja dengan pemandangan menawan gradasi warna laut mulai hijau, biru muda sampai biru tua. Hanya sekitar 30 menit melintas, dan akhirnya kami sampai di Pulau Tabuhan. Dan itulah surga tersembunyi: pantai pasir putih dengan air yang sangat jernih berwarna hijau tosca. 

Pulau Tabuhan dengan airnya yang jernih kehijauan

Waktunya bermain dengan air...bersnorkling ria

         Kami bisa bermain air sepuasnya, bahkan bisa juga melihat berbagai ikan hias. Tentu saja karena saking jernihnya air. kami bisa menyelam dan melihat terumbu karang yang Jangan khawatir, bagi yang minat snorkling dan diving, ada pemandu profesional yang siap mendampingi. Mereka adalah nelayan yang sudah dilatih. Untuk melihat terumbu karang pun cukup di kedalaman 2 meter bagi penyelam pemula. Jika ingin tantangan yang lebih ekstrem, kita bisa menikmati keindahan bawah laut hingga kedalaman 15-20 meter.

Inilah para nelayan profesional pemandu snorkling

Narsis dulu ah...sebelum snorkling dimulai

 Ucapan terimakasih karena sudah puas bersnorkling yaitu foto bersama

     Lelah bermain air, wisatawan bisa berkeliling Pulau Tabuhan. Ada bekas reruntuhan bangunan yang dulunya merupakan mercusuar yang dibangun oleh penjajah Belanda. Konon ceritanya daerah ini disebut Pulau Tabuhan lantaran anginnya yang cukup kencang sehingga terdengar seperti tetabuhan musik. 

 Berkeliling di sekitar Pulau Tabuhan

Seperti pulau sendiri, sepi banget

Sedikit mendung, tapi tidak hujan

      Ketika yang lain masih berkutat dengan snorkling, aku mulai menyusuri spot-spot pulau ini. Betapa herannya aku melihat bibir pantai pulau ini banyak dengan sampah. Sampah-sampah alam dan sampah-sampah dari manusia. Terlintas dibenakku, tidak adakah upaya Pemerintah Daerah untuk mengembangkan dan merawat pulau ini.

 Bertemu dengan  bermacam-macam bentuk karang

 Sampah dimana-mana

.     Jujur pulau ini sangat bagus, pasirnya yang putih dan birunya air laut membuat kami terpukau. Coba saja Pulau ini bersih, pasti akan lebih banyak lagi menarik wisatawan. Sebenarnya potensi pulau ini sangat besar. Pemandangannya yang begitu indah dan memukau. 

Menyusuri bibir pantai yang begitu indah pemandangannya

 Ada taman kaktus di sekitar pantai, tajam banget durinya

Disini keren banget kalau dibuat foto

      Setelah puas berkeliling menyusuri pulau, aku kembali berkumpul dengan yang lain untuk segera pulang. Mengingat waktu yang mulai beranjak sore dan mendung tebal yang mulai mengincar. Air laut sudah mulai pasang, dan akupun menghubungi bapak nelayan untuk menjemput kami pulang. Sayangnya, kami tidak membawa kamera under water. Jadi kami tidak bisa mengambil mment dibawah laut. Padahal ikan hiasnya bagus-bagus banget. Suatu saat kami akan kembali kesini lagi dengan pengalaman yang lebih seru.

 Gak bisa narsis dalam air, narsis di kapalpun jadi...

Good bye Tabuhan.....!!!