CATATAN PERJALANAN TENTANG SUNRISE, LAUTAN PASIR DAN PESONA INDAHNYA GUNUNG BROMO, JAWA TIMUR
Sunrise di Gunung Bromo yang menakjubkan
Gunung Bromo adalah salah satu obyek wisata yang sudah terkenal di manca negara. Pemandangannya sangat indah, dan adalah tempat paling indah untuk menyaksikan matahari terbit atau sunrise.Dan kami tidak akan melewatkan point tersebut dalam acara travelling kali ini.
Dari Jember kami berangkat pukul 12 malam menuju Desa Cemorolawang, desa ini adalah desa terakhir sebelum menuju ke Gunung Bromo. Kami tiba di desa ini sekitar jam 3 pagi, suasana masih gelap gulita. Tapi penduduk desa disekitar sini masih berkeliaran menjajakan asesoris gunung dagangannya, yang mereka tawarkan ketika ada bus atau mobil berhenti di areal parkir Bromo. Mulai dari syal, kaos tangan, penutup kepala yang bermotifkan Bromo, terus saja mereka tawarkan kepada wisatawan yang mulai berdatangan. Sehingga malam itu seperti pasar pindah. Dan hawa dingin mulai terasa, menusuk tulang-tulang. Di lain tempat, nampak berjejer jeep hartop warna-warni yang digunakan untuk akses keliling ke Bromo.
Kami menyewa 2 jeep, dan per satu jeep nya seharga 500ribu rupiah dengan spot untuk melihat sunrise di Pananjakan 3. Dan kamipun bersiap-siap konvoi dengan jeep-jeep yang lain. Satu jeep diisi dengan 6 orang saja. Dan suasana pagi yang begitu dingin kali ini, menambah lengkapnya aroma indahnya Bromo yang mulai terasa.
Yuk..cuzz langsung berangkat saja
Karena yang naik kecil-kecil badannya, jeep kami isi dengan 7 orang
Pengemudi jeep yang sangat handal, membuat kami tidak was-was melewati jalan setapak yang berkelok-kelok dengan cepat. Samapilah kami pada pemberhentian pertama yaitu yang dinamkan penanjakan 3. Kami semua turun, dan langsung ditawari sewa jaket. Karena hawa dingin yang hampir sekitar 0 derajat celsius, membuat tangan kami beku. Kami melewati sebuah bukit yang dinamakan Bukit Cinta atau nama kerennya Love Hill sering juga disebut Bukit Kingkong. Kebetulan kami datang pertama di bukit ini, sehingga masih sepi jalannya. Kami bisa melihat gunung Semeru yang begitu gagahnya di seberang sana. Dan para pendaki semeru yang begitu indah terlihat dari cahaya head lamp yang mereka pakai dari kejauhan.
Inilah yang dinamakan Bukit Cinta (Love Hill)
Suasana gelap tidak pernah menghalangi kami untuk berfoto ria
Sampai di puncaknya, dinginnya semakin menjadi. Sambil menunggu sunrise datang, kami melihat-lihat keadaan sekelilingnya. Suasana masih gelap, sayup-sayup terdengar suara orang-orang mulai ramai berdatangan. Mereka siap-siap mengeluarkan kamera, handycamp atau bahkan tripod untuk mengabadikan moment sunrise yang ditunggu-tunggu.
Dengan sabar menanti, kami menunggu sunrise
Akhirnya...sunrise yang ditunggu datang juga
Moment yang tak terlupakan
Inilah Gunung Bromo dengan seribu pesona keindahannya
Indahnya mata melihat pemandangan yang begitu menakjubkan
Goodbye Love Hill...
Puas menikmati sunrise di Penanjakan, kamipun turun untuk melanjutkan perjalanan di spot selanjutnya. Yaitu di Lautan Pasir Bromo. Tapi sebelum berangkat lagi, kami ingin mengisi perut kami yang kosong terlebih dahulu. Sampai dibawah kami melihat pemandangan yang jarang terjadi. Ratusan jeep-jeep berwarna-warni berbaris rapi seperti mau konvoi. Banyak juga orang berjualan makanan dibawah, terutama bakso. Karena di hawa yang masih terasa dingin ini, pasti butuh sesuatu yang panas-panas.
Pemandangan indah dibawah bukit
Setelah perut lumayan terisi, kamipun melanjutkan perjalanan menuju lautan pasir menuju Kawah Gunung Bromo. Sekitar kurang lebih 1 jam perjalanan yang kami tempuh dengan melewati jalan yang berkelok dan bawah sudah jurang. Lumayan capek juga naik jeep. Dan ketika kami berhenti, kami melihat savana yang begitu indah dengan lautan pasir yang eksotik.
Kuda adalah cara alternatif apabila kita capek mau berjalan sampai puncak
Yuk, kita ikuti arah jalur ini menuju puncak Kawah Bromo
Savana Bromo yang begitu indah
Hamparan pasir yang begitu memikat
Jangan lupa memakai masker dan kacamata
Pasir berbisik adalah lautan pasir yang berada diatas ketinggian dan terbentang tak jauh dari tangga menuju Kawah Bromo. Biasa disebut Segara Wedi oleh penduduk setempat. Saat angin berhembus, pasir akan berhembus dan menimbulkan bunyi lirih. Persis seperti orang yang berbisik.
Pasir berbisik dilihat dari kawah Bromo
Belum puas rasanya kalau pergi ke Bromo tidak naik tangga melihat Kawah Bromo yang begitu menawan. Dari parkiran jeep kami harus trekking sejauh 1 km menuju tangga. Kalau tidak mau capek, bisa berkuda. Selama berjalan, harap hati-hati karena banyak ranjau kotoran kuda di sepanjang jalan. Biasanya wisatawan banyak mengalami dehidrasi sampai disini, karena banyaknya pasir yang berterbangan sehingga mengeringkan tenggorokan.
Istirahat sebentar sebelum naik tangga menuju Kawah Bromo
Inilah tangga yang menjadi akses ke Kawah Gunung Bromo
Lumayan capek setelah sampai diatas, jadi malas mau turun lagi
Bromo di tengah terik sang surya
Tak jemu-jemu mata memandang
Dengan berat hati kami akan meninggalkanmu
Jeep yang sudah lama menunggu kami untuk pulang
Usai sudah perjalanan kali ini, ke Bromo..
kami akan segera melanjutkan ke wisata Air Terjun Madakalipura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar